Thursday, August 25, 2011

Syarat Capres Dan Wapres Yang Baik.



Negara Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya manusia (SDM)  dan sumber daya alam (SDA) tapi di saat ini situasi dan kondisi ekonomi negeri ini semakin memburuk apalagi sejak lima tahun terakhir bisa di katakan Indonesia hampir bangkrut (hasil survey). Program pemerintah di era reformasi banyak yang gagal salah satunya  adalah program mengentas kemiskinan .

 Dari hasil survey angka kemiskinan dan pengangguran masih tinggi, bahkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari saja masyarakat banyak yang kesusahan. Yang kaya semakin kaya sedangkan yang miskin semakin miskin. Dalam suatu negara nasib bangsa dan negara terletak dan tergantung pada kemampuan presidennya dalam menjalankan roda kepemimpinan suatu negeri.

Adanya reformasi  seakan tidak berfungsi dan tanpa adanya hasil yang nyata. Seorang pemimpin yang cerdas,jujur,berjiwa nasionalis  dan bijaksana pasti bisa membuat makmur dan sejahtera suatu  negara dan bangsa yang di pimpinnya bukannya malah membawa pada kehancuran. Pemimpin yang baik tidak hanya mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompoknya saja tapi peduli pada nasib rakyat banyak. Solusinya Indonesia harus mandiri dalam segala bidang serta tidak tergantung pada asing.Apabila roda pemerintahan di jalankan oleh seorang pemimpin yang tepat (bukan hasil kampanye uang)maka dapat di pastikan kehidupan rakyat akan makmur dan sejahtera.

Sejak adanya reformasi presiden dan wakil presiden tidak berpegang pada GBHN dalam menjalankan pemerintahan. Di samping itu Capres dan Cawapres harus sehat secara jasmani dan rohaninya apalagi hal itu sudah di atur dalam Undang Undang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden No.23 tahun 2004 dan Keputusan KPU No.31 tahun 2004 tentang pemilihan Capres dan Cawapres. 

Written by ariewayq

Wednesday, August 24, 2011

Kenapa orang kaya sombong?

Orang yang mempunyai kekayaan lebih selalu mempunyai stigma sebagai orang kaya yang sombong. Walaupun tidak bisa disamaratakan, dari sebuah survei menyebutkan bahwa kebanyakan orang kaya adalah tipe orang yang sombong dan tidak berempati.
Menurut psikolog dan ilmuwan social Dacher Keltner dalam studinya menyebutkan, kebanyakan orang kaya terobsesi pada dirinya sendiri dan selalu berpikir untuk memperkaya dirinya sendiri. Sehingga ini yang menyebabkan orang yang banyak hartanya tersebut kurang berempati pada lingkungan sekitarnya.

"Ada yang menarik dari studi ini, karena kebanyakan dari orang kaya mempunyai ideologi tertarik pada diri sendiri dan cenderung berpikir hanya orang kaya bisa membantu orang lain," terang Keltner, seperti yang dilansir melalui DailyMail, Selasa (16/8/2011).

Dalam melakukan studinya, Keltner sendiri telah melakukan beberapa pengujian dalam bentuk wawancara dan pengamatan, seperti mempelajari pengukuran empati, perilaku sosial dan kisah sehari-harinya.

Ditambahkan olehnya, kekayaan, pendidikan dan gengsi yang lebih tinggi membuat hidup membuat mereka bebas untuk hanya mengkhawatirkan diri mereka sendiri. Bahkan untuk menguatkan studinya tersebut, Keltner merekam video beragam percakapan orang.

Di video tersebut ditunjukkan pada orang kaya, mereka cenderung mudah terganggu, memeriksa ponsel, dan menghindari kontak mata. Sedangkan mereka yang berpenghasilan lebih rendah lebih sering melakukan kontak mata pada orang yang mereka ajak bicara dan menunjukkan sinyal tertarik diajak berbicara, termasuk menganggukkan kepala.

Cegah stroke dengan konsumsi pisang


Mengonsumsi makanan sehat seimbang, olahraga teratur, dan melakukan kontrol kesehatan secara rutin adalah kunci utama mempertahankan kesehatan tubuh. Dari sekian banyak pilihan makanan sehat, pisang bisa diandalkan untuk mencegah stroke.
Seperti dikutip dari Daily Mail, tim peneliti dari Universitas Warwick dan Universitas Naples menyarankan konsumsi pisang tiga kali sehari demi mencegah peningkatan risiko stroke. Satu buah saat sarapan, satu saat makan siang, dan sisanya usai makan malam.

Mereka mengatakan bahwa asupan tiga pisang sehari akan memberikan kalium yang cukup untuk mengurangi kemungkinan penggumpalan darah di otak sekitar 21 persen. Temuan ini mendukung studi sebelumnya yang menyebut pisang bermanfaat untuk mengendalikan tekanan darah.

Kuncinya adalah kandungan kalium dalam pisang. Artinya, mereka yang tak menyukai pisang bisa menggantinya dengan makanan lain yang juga memiliki kandungan kalium tinggi seperti bayam, kacang-kacangan, ikan bandeng, dan lentil.

Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan dengan menganalisis data dari 11 hasil studi berbeda, mengungkap, asupan kalium harian ideal untuk dewasa sekitar 3.500 mg. Mereka yang bisa memenuhi sedikitnya setengah dari angka ideal sudah cukup untuk menurunkan risiko stroke lebih dari 20 persen.

Pisang memiliki kandungan kalium sekitar 500 miligram. Artinya konsumsi tiga pisang sehari sudah dapat mencukupi ketubuhan kalium harian. "Asupan Kalium di kebanyakan negara jauh di bawah jumlah harian yang direkomendasikan," kata peneliti yang mempublikasikan penelitiannya dalam Journal of American College of Cardiology.

Meski demikian, konsumsi pisang saja tidak cukup untuk mencegah stroke. Dibutuhkan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat seperti berhenti merokok, mengurangi asupan garam dan makanan berkolesterol, serta olahraga secara teratur.

Monday, August 22, 2011

Aturan Marah yang Benar


Orangtua boleh menunjukkan emosi marah pada anak. Bagaimanapun, anak butuh tahu jika mereka berbuat salah. Namun, Anda perlu bijak mengelola rasa marah dan menunjukkan marah dengan cara yang Benar.

Praktikkan enam cara marah yang benar berikut ini untuk diterapkan kepada anak sejak dini, dan untuk anak di segala level usia:

1. Jangan menyalahkan
Contohnya seperti ini, "Kamu sudah membuat Bunda pusing seharian ini." Jika tingkah laku anak membuat Anda marah, katakan dengan jelas, tetapi tidak menyalahkan. Seperti, "Bunda marah sekali karena Kakak memukul Dek Mira."

2. Jangan terapkan hukuman fisik
Hukuman fisik, selain dapat menjatuhkan harga diri anak, juga dapat ditiru anak. Anak akan merasa kekerasan merupakan hal yang wajar dilakukan ketika sedang marah.

3. Jangan berteriak
Karena perilakunya yang akan dikoreksi, orangtua tidak perlu sampai mengeluarkan suara keras, melotot, apalagi membentak. Hal seperti ini justru sering kali tidak tepat sasaran. Anak hanya ingat bagaimana menakutkannya saat papa atau mamanya marah, tetapi esensi mengapa mereka marah malah terlewatkan.

Lebih disarankan, ajak anak Anda duduk, jelaskan mana perilakunya yang salah, mengapa hal itu salah, dan bagaimana seharusnya.

4. Jangan memberikan label
Sekali lagi, marah juga bukan berarti memberikan label pada anak, seperti "dasar nakal" atau "dasar pemalas". Pemberian label, jika terjadi berulang, akan membuat anak bertingkah laku sesuai dengan label yang diberikan kepadanya.

5. Jangan jadikan anak sebagai pelampiasan
Persoalan, tekanan, dan kekhawatiran orangtua yang terakumulasi dapat mempermudah terpicunya rasa marah. Orangtua hendaknya dapat mencari cara yang lebih tepat untuk mengekspresikan perasaan, terutama perasaan yang terkait dengan akumulasi dari persoalan yang dihadapi orangtua. Jangan pernah melampiaskan perasaan marah karena berbagai persoalan kepada anak.

6. Jangan terlalu sering marah
Meskipun emosi marah pada anak menyimpan berbagai hal positif, sebaiknya orangtua perlu menghindarinya. Setidaknya, jangan terlalu sering marah pada anak.

Orangtua yang bisa mengelola emosinya dengan baik akan berdampak pada perkembangan pribadi anak yang juga baik.

Anak dapat mengembangkan rasa percaya diri melalui rasa aman yang tercipta. Anak juga mampu mengembangkan kematangan emosinya, tanggung jawab, kemandirian, dan anak sehat secara mental karena berada di lingkungan yang penuh rasa aman, tenteram, dan diwarnai kegembiraan.

Friday, August 19, 2011

Perilaku konsumen




A. Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan individu yang melibatkan pembelian penggunaan barang dan jasa termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut sebagai pengalaman dengan produk, pelayanan dari sumber lainnya.

B. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah :

1. Faktor kebudayaan

Faktor kebudayaan meliputi :

a. Budaya : faktor-faktor budaya memberikan pengaruhnya paling luas pada keinginan dan perilaku konsumen. Budaya (culture) adalah penyebab paling mendasar teori keinginan dan perilaku seseorang.

b. Subbudaya : setiap kebudayaan mengandung sub kebudayaan yang lebih kecil, atau sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang sama. Sub kebudayaan meliputi: kewarganegaraan, agama, ras, dan daerah gegrafis.

c. Kelas sosial : hampir setiap masyarakat memiliki beberapa bentuk struktur kelas sosial. Kelas-kelas sosial adalah bagian-bagian masyarakat yang relatif permanen dan tersusun rapi yang anggota-anggotanya mempunyai nilai-nilai, kepentingan dan perilaku yang sama.

Perilaku konsumen juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta aturan dan status sosial konsumen. Disini keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan orang ingin membeli juga dipenggaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomui, gaya hidup dan kepribadian serta konsep diri.

Selain dari beberapa faktor diatas yang mempengaruhi perilaku konsumen juga dipengaruhi juga oleh faktor-faktor psikologis seseorang, yang meliputi motivasi, persepsi, pengetahuan dan keyakinan serta sikap.

C. Proses Pengambilan Keputusan Pembeli

a. Proses Pengambilan Keputusan Pembeli Terhadap produk Baru

Sebuah produk baru adalah barang, jasa, atau ide yang dianggap baru oleh pembeli potensial. Terkadang produk yang beredar dipasaran telah lama ada, disini konsumen dapat membuat keputusan untuk menerima / mengadopsinya. Proses adopsi adalah proses mental yang dilalui seseorang, mulai dari pengenalan pertama sampai pada penerimaan / adopsi final.

Tahap-tahap proses adopsi:

1. Sadar : konsumen menjadi sadar akan adanya produk baru, tetapi kekurangan informasi mengenainya.

2. Tertarik : konsumen akan menjadoi tertarik untuk mencari informasi mengenai produk baru.

3. Evalusi : konsumen harus mempertimbangkan apakah produk baru tersebut masuk akal atau tidak untuk dikonsumsi.

4. Mencoba : konsumen mencoba produk baru tersebut dalam skala kecil untuk meningkatkan perkiraan nilai produk tersebut.

5. Adopsi : konsumen memutuskan secara penuh dan teratur menggunakan produk baru tersebut.

b. Tipe-Tipe Perilaku Membeli

Ada empat tipe perilaku membeli, yaitu :

a. Perilaku pembelian yang kompleks

Disini konsumen mengakui keterikatan yang tinggi dalam proses pembeliannya, harga produk tinggi, jarang dibeli, memiliki resiko yang tinggi. Perilaku konsumen melalui proses tiga langkah, yaitu: pertama, mengembangkan keyakinan tentang produk tersebut. Kedua, membangun sikap, dan ketiga melakukan pilihan.

b. Perilaku pembelian yang mengurangi ketidakefisienan

Disini konsumen mengalami keterlibatan tinggi akan tetapi melihat sedikit perbedaan, diantara merek-merek. Konsumen mengunjungi beberapa tempat untuk mencari yang lebih cocok.

a. Perilaku pembelian karena kebiasaan

Disini konsumen rendah sekali dalam proses pembelian karena tidak ada perbedaan nyata diantara berbagai merek dan harga barang relatif rendah

a. Perilaku pembelian yang mencari keragaman

Disini keterlibatan konsumen yang rendah akan dihadapkan pada berbagai pemilihan merek.

c. Tahap-Tahap Proses Membeli

Tahap-tahap dalam proses membeli mwliputi :

a. Pengenalan kebutuhan/masalah

Disini orang yang akan memasarkan produk meneliti mengenai apa yang dibutuhkan, apa yang menyebabkan semua itu muncul dan mengapa seseorang membutuhkan sesuatu. Seorang pemasar akan mengenalkan pada konsumen agar lebih tertarik.

b. Pencarian informasi

Sumber informasi konsumen terbagi dalam empat kelompok, yaitu :

1. Sumber pribadi, meliputi: keluarga, teman-teman, tetangga, dan kenalan.

2. Sumber niaga, meliputi : periklanan, petugas penjualan, penjual kemasan dan pemajangan.

3. Sumber umum, meliputi : media massa dan organisasi konsumen.

4. Sumber pengalaman, meliputi: pernah menangani, menguji, dan mempergunakan produk.

c. Pencarian alternatif

Terdapat lima konsep dasar bagi pemasar dalam penilaian alternatif konsumen, yaitu :

1. Sifat-sifat produk, apa yang menjadi ciri-ciri khusus dan perhatian konsumen terhadap produk atau jasa tersebut.

2. Pemasar lebih memperhatikan pentingnya ciri-ciri produk daripada penonjolan Ciri-ciri produk.

3. Kepercayaan konsumen terhadap ciri merek yang menonjol

4. Fungsi kemanfaatan, yaitu bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan yang diperoleh dari produk dengan tingkat alternatif yang berbeda-beda setiap hari

5. Bagaimana prosedur penilaian yang dilakukan konsumen dari sekian banyak ciri-ciri barang.

d. Keputusan membeli

Ada dua faktor yang menyebabkan seseorang mengambil keputusan untuk

membeli, yaitu :

1. Sikap orang lain : keputusan membeli itu banyak dipengaruhi oleh teman-teman, tetangga, atau siapa saja yang dipercayai

2. Faktor-faktor situasi yang tidak terduga : seperti faktor harga pendapatan

Saturday, August 6, 2011

Sistem pemasaran.


A. Pengertian Sistem Pemasaran

Sistem adalah sekolompok item atau bagian-bagia yang saling berhubungan dan saling berkaitan secara tetap dalam membentuk satu kesatuan terpadu. Jadi dapat diartikan sistem pemasaran adalah kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan tugas pemasaran barang, jasa, ide, orang, dan faktor-faktor lingkungan yang saling memberikan pengaruh dan membentuk serta mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasarnya..
Dalam pemasaran kelompok item yang saling berhubungan dan saling berkaitan itu mencakup :
1. Gabungan organisasi yang melaksanakan kerja pemasaran.
2. Produk, jasa, gagasan atau manusia yang dipasarkan.
3. Target pasar.
4. Perantara (pengecer, grosir, agen transportasi, lembaga keuangan).
5. Kendala lingkungan (environmental constraints).
Sistem pemasaran yang paling sederhana terdiri dari dua unsur yang saling berkaitan, yaitu organisasi pemasaran dan target pasarnmya. Unsur-unsur dalam sebuah sistem pemasaran serupa dengan unsur-unsur yang ada pada sistem radio stereo. Bekerja secara terpisah, tetapi pada waktu dipertemukan secara tepat.
B. Macam – Macam Sistem Pemasaran
a. Sistem pemasaran dengan saluran vertikal
Pada sistem ini produsen, grosir, dan pengecer bertindak dalam satu keterpaduan.
Tujuan :
Mengendalikan perilaku saluran
Mencegah perselisihan antara anggota saluran
b. Sistem pemasaran dengan saluran horizontal
Pada sistem ini, ada suatu kerjasama antara dua atau lebih perusahaan yang bergabung untuk memanfaatkan peluang pemasaran yang muncul.
c. Sistem pemasaran dengan saluran ganda
Pada sistem ini beberapa gaya pengeceran dengan pengaturan fungsi distribusi dan manajemen digabungkan, kemudian dari belakang dipimpin secara sentral.
C. Lingkungan Sebuah Sistem Pemasaran
a. Lingkungan makro ekstern.
Lingkungan makro tersebut ialah:
a. Demografi (kependudukan).
b. Kondisi ekonomi.
c. Teknologi.
d. Kekuatan sosial dan budaya.
e. Kekuatan politik dan legal.
f. Persaingan.
b. Lingkungan mikro eksternal
a. Pasar (market)
b. Pemasok
c. Pialang (marketing intermediaries)
c. Lingkungan Non- – Pemasaran Intern
Kekuatan non – pemasaran lainnya adalah lokasi perusahaan, ketangguhan bagian penelitian dan pengembangan. Kekuatan intern bersifat menyatu (interest) dalam organisasi dan dikendalikan oleh manajemen.

Thursday, August 4, 2011

Jenis serta pengertian ekspansi bisnis & merger, akuisisi, hostile take over dan leverage buyout

Perluasan atau expansi bisnis diperlukan oleh suatu perusahaan untuk mencapai efisiensi, menjadi lebih kompetitif, serta untuk meningkatkan keuntungan atau profit perusahaan. Ekspansi bisnis dapat dilakukan dalam beberapa metode, yakni :
1. Merger Atau Penggabungan
Merger adalah penggabungan dari dua atau lebih perusahaan menjadi satu kesatuan yang terpadu. Perusahaan yang dominan dibanding dengan perusahaan yang lain akan tetap mempertahankan identitasnya, sedangkan yang lemah akan mengaburkan identitas yang dimilikinya. jenis-jenis merger :
a. Merger Vertikal
Perusahaan masih dalam satu industri tetapi beda level atau tingkat operasional. Contoh : Restoran cepat saji menggabungkan diri dengan perusahaan peternakan ayam.
b. Merger Horisontal
Perusahaan dalam satu industri membeli perusahaan di level operasi yang sama. Contoh : pabrik komputer gabung dengan pabrik komputer.
c. Merger Konglomerasi
Tidak ada hubungan industri pada perusahaan yang diakuisisi. Bertujuan untuk meningkatkan profit perusahaan dari berbagai sumber atau unit bisnis. Contoh : perusahaan pengobatan alternatif bergabung dengan perusahaan operator telepon seluler nirkabel.
2. Akuisisi
Akuisisi adalah pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh kelompok investor. Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku atau jaminan produk akan diserap oleh pasar. Contoh : Aqua diakuisisi oleh Danone, Pizza Hut oleh Coca-Cola, dan lain-lain.
3. Hostile Take Over atau Pengambil Alihan Secara Paksa
Hostile take over adalah suatu tindakan akuisisi yang dilakukan secara paksa yang biasanya dilakukan dengan cara membuka penawaran atas saham perusahaan yang ingin dikuasai di pasar modal dengan harga di atas harga pasar. Pengambilalihan secara paksa biasanya diikuti oleh pemecatan karyawan dan manajer untuk diganti orang baru untuk melakukan efisiensi pada operasional perusahaan.
4. Leverage Buyout
Leverage buy out adalah teknik pengusaan perusahaan dengan metode pinjaman atau utang yang digunakan pihak manajemen untuk membeli perusahaan lain. Terkadang suatu perusahaan target dapat dimiliki tanpa modal awal yang besar.

Wednesday, August 3, 2011

Arti managemen resiko




Resiko adalah suatu kejadian buruk yang tidak bisa di duga kapan akan terjadi yang bisa di kaitkan dengan bermacam kemungkinan tergantung pada situasi dan kondisi misalnya terjadinya kerugian suatu hal yang bisa mengancam visi dan misi organisasi .
Resiko dapat terjadi dalam beberapa hal:
1.Pelayanan.
2.Kinerja.
3.Reputasi dan institusi yang bersangkutan yang di sebabkan oleh berbagai factor antara lain seperti:
*Kejadian alam
*Operasional
*Manusia
*Politic
*Technology
*Pegawai
*Keuangan
*Hukum
*Management organitation
Sedangkan factor lain penyebab terjadinya kerugian:
1.Resiko rendahnya kinerja instansi yang berasal dari rendahnya kualitas pelayanan kepada public
Resiko yang berkaitan dengan public menuntut adanya keterbukaan dan peningkatan kinerja dengan dana yang minim oleh sebab itu diperlukan adanya pemahaman terhadap resiko untuk dapat menentukan prioritas strategy sebagai program untuk mencapai tujuan organisasi.
2.Factor sumber daya manusia (SDM) yang di miliki organisasi operasional misalnya adanya keterbatasan sarana/fasilitas kantor yang menyebabkan tidak tercapainya misi dari instansi dan hilangnya kepercayaan dari public.
Resiko yang di kaitkan dengan managemen resiko (risk management) yang perannya di harapkan bisa mengantisipasi lingkungan akan cepat berubah untuk mengembangkan corporate governance mengoptimalkan penyusunan strategic management, mengamankan sumber daya dan asset yang di punyai organisasi dan mengurangi reactive decision making dari managemen puncak.
Risk management  di harapkan dapat menjadi pedoman untuk organisasi demi tercapainya tujuan visi dan misi yang harus di lakukan secara terus menerus (rutin) dan di perlukan adanya  pengawasan berkala dan bukan one time event.
Written by ester kusumanegara